Pada dasarnya , peta merupakan seluruh atau sebagian
dari permukaan bumi yang diperkecil pada sebuah bidang datar atau diproyeksikan
dalam dua dimensi dengan metode dan perbandingan tertentu atau skala. Gambar
yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan bentuk
wilayah beserta kenampakan fenomena alam dan budaya.
Langkah-langkah
prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah sebagai berikut:
Menentukan
daerah yang akan kalian petakan.
Membuat
peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol.
Mencari
dan mengklasifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan.
Membuat
simbol-simbol yang mewakili data.
Menempatkan
simbol pada peta dasar.
Membuat
legenda (keterangan).
Melengkapi
peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
Tata
Cara Penulisan pada Peta
Untuk
membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan diantara para ahli
(kartografer) yaitu sebagai berikut :
Nama
geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.
Contoh : Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatra Utara).
Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
Nama
jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf
cetak kecil.
Memperbesar
dan Memperkecil Peta
Langkah-langkah
untuk memperbesar peta sama halnya dengan memperkecil peta, hanya tinggal
kebalikannya. Langkah-langkah yang bisa kamu lakukan sebagai berikut.
Memperbesar
dan atau memperkecil peta dengan bantuan grid atau garis-garis koordinat yaitu
dengan memberikan garis khayal pada peta yang terdiri atas garis lintang dan
garis bujur.
Urutan
Kerjanya sebagai berikut :
Menentukan
daerah yang akan digambar, misalnya menggambar Peta Pulau Jawa, diketahui peta
asli skala 1 : 15.000.000 berukuran 40 x 30 cm.
Menentukan
pembesaran atau pengecilan gambar. Jika skala daerah yang akan digambar menjadi
1 : 7.500.000 ini berarti peta skala diperbesar dua kali dan ukuran peta
diperbesar 2 kali menjadi 80 x 60 cm. Jika skala daerah yang akan digambar
menjadi 1 : 30.000.000, ini berarti skala peta diperkecil 1/2 kali dan ukuran
peta diperkecil 1/2 kali menjadi 20 x 15 cm.
Menarik
garis-garis yang sejajar garis tepi peta asli, sehingga terbentuk petak-petak.
Jarak antar garis disesuaikan dengan ukuran pembesaran atau pengecilan.
Melakukan
langkah yang sama seperti tahap 3 pada kertas lain yang dipersiapkan untuk
memindahkan gambar.
Meniru
pola garis yang berbentuk gambar daerah dalam peta asli pada kertas yang sudah
dipersiapkan. Penarikan arah garis disesuaikan dengan titik-titik potong antara
garis yang membentuk gambar daerah dengan garis-garis yang membentuk petak-petak
pada peta asli
Setelah
tiruan gambar daerah pada peta selesai dilakukan, tahap terakhir ialah
melengkapi bagian-bagian (komponen-komponen) peta pada gambar yang baru.
Fotocopi
Cara
yang harus dilakukan yaitu dengan memfotocopi peta tersebut. Sebelum difotocopi
usahakan peta yang akan diperbesar skalanya sudah diubah dalam bentuk skala
garis atau batang, agar perubahan hasil peta yang diperbesar akan sesuai dengan
perubahan skala nya. Akan tetapi, jika masih dalam bentuk skala angka maka akan
sangat sulit menyesuaikannya.
Contoh
Mengubah skala angka ke skala garis. Skala 1 : 100.000 artinya jarak 10 cm di
peta mewakili jarak 10 km dilaoangan.
Menggunakan
Alat Pantograf
Selain
memperbesar grid dan memfotocopi untuk memperbesar dan memperkecil peta, maka
dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf dapat mengubah ukuran peta sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
Pada
dasarnya, kerja pentograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi
jajaran genjang (a,b, dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada
ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan, yaitu memperbesar atau
memperkecil peta. Pada alat ini juga digunakan formulasi yaitu.
m/M x 100
Contoh,
Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.
Diketahui:
m
= 1 (besar peta yang asli )
M
= 5 (besar peta yang akan dibuat)
Maka
skala faktor = 1/5 x 100 = 20
Setelah
didapat besarnya skala faktor, kemudian pantograf diatur sehingga masing-masing
lengan pantograf memiliki skala faktor sama dengan 20.
Selanjutnya
peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan
ditempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian gerakkan B mengikuti
peta asal, melalui kaca pengamat atau dijiplak.
Proyeksi
Peta
Peta
merupakan gambaran dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan
pada sebuah bidang sebuah bidang datar dengan menggunakan skala.
Bentuk
muka bumi tidak lah beraturan, sehingga sangatlah sulit bila dilakukan
perhitungan dari hasil pengukuran untuk dijadikan sebuah bidang datar (peta).
Untuk
itu, diperlukan suatu bidang lain yang teratur yang mendekati bentuk muka bumi
yang sebenarnya. Bidang tersebut adalah elipsoida dengan jarak dan luas
tertentu, bidang inilah yang dapat kita sebut sebagai bentuk matematis dari
muka bumi.
Proyeksi
peta adalah suatu sistem pemindahan dari bentuk permukaan yang lengkung atau
bola pada suatu bidang datar. Apabila sebuah globe (bola bumi) kita buat
menjadi sebuah bidang datar tanpa diproyeksikan terlebih dahulu maka akibatnya
akan menjadi sobek-sobek.
Ketentuan
Umum Proyeksi Peta
Beberapa
ketentuan umum dalam proyeksi peta adalah sebagai berikut :
Bentuk
yang diubah harus tetap.
Luas
permukaan yang diubah harus tetap.
Jarak
antara satu titik dengan titik lain diatas permukaan yang diubah harus tetap.
Sebuah
peta yang akan diubah tidak mengalami penyimpangan arah.
Memenuhi
ke empat syarat tersebut dalam mengubah bidang lengkung menjadi sebuah bidang
datar adalah hal yang tidak mungkin. Apabila syarat dapat dipenuhi, berarti
mengorbankan syarat lainnya. Karena itu, untuk membuat rangka peta yang
meliputi beberapa bagian muka bumi, kita harus mengadakan kompromi diantara ke
empat syarat tersebut.
Akibatnya
muncullah berbagai proyeksi peta, yang setiap proyeksi mempunyai kebaikan dan
kelemahan. Apabila terdapat sebuah proyeksi yang menyatakan sama bentuk dan
sama luas, hal itu hendaknya diartikan bahwa proyeksi yang bersangkutan sampai
tingkat tertentu dapat memenuhi syarat tersebut.
Akibat
adanya kompromi untuk menyesuaikan peta menurut kegunaannya, sehingga terjadi
beberapa perubahan, yaitu perubahan jarak, perubahan sudut, dan perubahan luas.
Dengan demikian, perlu diusahakan adanya suatu sistem proyeksi, agar tetap
dipertahankan suatu hubungan sudut yang sama serta tetap dipertahankan suatu
hubungan luas yang sama dari bentuk-bentuk tertentu pada bidang yang satu ke
bidang yang lain.
Untuk
memahami dan mengaplikasikan kenyataan-kenyataan ini dalam memproyeksikan suatu
bidang bola ke suatu bidang datar, perlu diketahui bahwa skala hanya terdapat
pada satu titik dan skala dapat berlainan dalam arah yang berlainan.
Perlu
di ingat bahwa penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada saat mengubah
bidang lengkung menjadi bidang datar dinamakan distorsi peta.
Jenis-Jenis
Proyeksi Peta
Untuk
menghasilkan peta yang baik, terdapat beberapa jenis proyeksi peta sebagai
berikut:
Menurut
Bidang Proyeksinya
Proyeksi
Silinder atau tabung, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan cara
memproyeksikan permukaan globe pada bidang silinder.
Proyeksi
Kerucut, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan cara memproyeksikan
permukaan globe pada sebuah kerucut.
Proyeksi
Azimuthal, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan cara memproyeksikan globe
pada sebuah bidang datar.
Proyeksi
konvensional, ialah proyeksi peta yang tidak diklasifikasikan dalam proyeksi
silinder, kerucut, maupun azimuthal tetapi diperoleh atas dasar ketentuan
sendiri.
Menurut
Garis Karakternya
Garis
karakter yang dimaksud dalam proyeksi ini adalah garis yang selalu melalui
pusat globe yang merupakan sumber bidang proyeksi. Proyeksi berdasarkan garis
karakter terdiri atas.
Proyeksi
Normal, garis karakternya berhimpit dengan sumbu bumi.
Proyeksi
Miring, garis karakternya membentuk sudut dengan sumbu bumi.
Proyeksi
Melintang, bila garis karakternya tegak lurus dengan sumbu globe.
Menurut
Distorsinya
Proyeksi
conform (orthomorphic), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan bentuk
daerah-daerah kecil di peta sama bentuknya di muka bumi/globe.
Proyeksi
Equal Area (equivalent), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan luas daerah pada
peta sama dengan di muka bumi pada skala yang sama.
Proyeksi
Euidistant, yaitu proyeksi yang menggambarkan jarak atau yang melalui pusat
peta digambarkan menurut panjang yang sebenarnya seperti pada permukaan bumi
dalam skala yang sama.
Jarak-jarak
lain yang tidak memiliki pusat peta tidak diperlihatkan secara jelas, sedangkan
arah dari pusat kota ke berbagai tempat digambarkan secara jelas. Proyeksi ini
baik bagi peta navigasi yang rute nya melalui atau bertolak dari pusat peta.
Peta
dapat digambarkan dengan berbagai gaya, masing-masing menunjukkan permukaan
yang berbeda untuk subjek yang sama yang memungkinkan kita untuk
memvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.